Bulan Safar: Tragedi Bi'ri Ma'unah (IV)
Pada
bulan Safar telah banyak lembaran sejarah yang di toreh oleh para pendahulu
kita pada zaman nabi dan para sahabaat-Nya. Seandai kita ingin mencatatnya
sungguh sangat banyak tinta dan untaian kertas yang harus di sediakan. Namun
biarpun demikian,;penulis mencoba untuk menulis beberapa macam diantara kejadian
tersebut yaitu: "Tragedi
Bi’ir Ma’unah"
Peristiwa
Bi’ir Ma’unah ini terjadi pada bulan Shafar tahun 4 H selang beberapa saat setelah
tragedi Ar Raji’. Diceritakan dalam Hayat Muhammad karya M Husain Haikal pada
waktu itu Rasulullah saw menawarkan keIslaman kepada Abu Bara’ Amr bin Malik.
Namun Abu Bara’menolak dengan halus. Kemudian ia menawarkan kepada Rasulullah
saw agar mengutus sahabatnya ke Najd untuk mengajak kaum Najd memeluk Islam.
Atas jaminan dari Abu Bara’ Rasulullah saw kemudian mengutus Al Mundhir bin Amr
dari Bani Sa’idah beserta 40 sahabat pilihan menuju Najd.
Ketika
sampai di Bi’ir Ma’unah Para utusan berhenti dan mengutus Haram bin Milhan
membawa dari Rasulullah kepada Amir bin Thufail. Namun surat itu tidak dibaca
Amr, bahkan Amr membunuh Haram bin Milhan. Kemudian Amir bin Thufail meminta
bantuan kabilah Bani Amir yang akhirnya ditolaknya karena ada jaminan
perlindungan (suaka) dari Abu Bara’. Amir Bin Thufail kemudian mengajak kabilah
Bani Sulaim dan mendapat sambutan. Pecahlah pertempuran antara Amir dan
sekutunya dengan utusan Rasululah, akhirnya semua utusan terbunuh kecuali Ka’ab
bin Zaid bin an-Najjar walaupun terluka dan bergelimpangan bersama jasad-jasad
lain. Dia hidup hingga gugur pada peristiwa perang Khandak.
Pada
pertempuran ini terbunuh pula ketua utusan Mundzir bin Uqbah bin Aamir
sedangkan Amr bin Amiah adh-Dhamari ditawan. Ketika tahu bahwa Amr dari kabilah
Mudhar, Aamir memotong rambut dahinya (jambulnya) dan membebaskannya dengan
jaminan yang ada pada Amiah.
Amr
bin Amiahpun kembali ke Madinah. Ketika sampai di Qorqorah di Sodr Qonaah (nama
tempat) dia berteduh di sebuah pohon. Pada saat yang sama datanglah dua orang
dari Bani Kilaab turut berteduh bersamanya. Manakala kedua orang dari bani
Kilaab tertidur, Amr membunuh keduanya. Amr merasa sedikit telah membalaskan
apa yang telah dilakukan terhadap para sahabatnya.
Tetapi ayalnya, ternyata
kedua orang yang dibunuh itu telah memiliki perjanjian dengan Rasulullah saw,
dan dia tidak menyadarinya. Ketika sampai di Madinah Amr mengabarkan apa yang
terjadi kepada Rasulullah saw dan apa yang dia lakukan terhadap dua orang dari
Bani Kilaab.
(Mendengar
itu) Nabi pun bekata,
لَقَدْ
قَتَلْت قَتِيلَيْنِ لَأُودِيَنَّهُمَا
“Sungguh
engkau telah membunuh dua orang yang harus aku bayar diah (denda) pembunuhan
keduanya”.
0 Response to "Bulan Safar: Tragedi Bi'ri Ma'unah (IV)"
Post a Comment