Bulan Safar: Meninggalnya Sang Pahlawan Salahuddin Al-Ayyubi (VI)
Pada
bulan safar Rasulullah mempersiapkan kaum muslimin untuk berperang. Pasukan
kaum muslimin yang berjumlah 3000 ribu dan didalamnya terdapat banyak sahabat.
Rasulullah memerintahkan untuk berangkat ke tanah al-Balqa yang berada di Syam,
persisnya tempat gugur (syahidnya) Zaid bin Haritsah. Keesokan hari, 29 Safar
tahun 11 H atau 24 Mei 632 Rasululllah memanggil Usamah bin Zaid supaya menghadap
beliau. Setelah Usamah menghadap, Nabi mengangkatnya menjadi panglima perang
untuk memimpin pasukan yang akan diberangkatkan itu.
Nabi
bersabda, “Pergilah kamu ke tempat terbunuhnya bapakmu, injaklah mereka dengan
kuda. Aku menyerahkan pimpinan ini kepadamu, maka perangilah penduduk Ubna pada
pagi hari dan bakarlah (hancur binasakanlah) mereka. Cepatlah kamu berangkat,
sebelum berita ini terdengar oleh mereka. Jika Allah memberi kemenangan
kepadamu atas mereka, janganlah kamu berlama-lama bersama mereka. Bawalah
bersamamu petunjuk-petunjuk jalan dan dahulukanlah mata-matamu.”
Usamah
Bin Zaid adalah sahabat Rasulullah saw yang masih belia usianya. Dikatakan
belia karena usia Usamah ketika diangkat menjadi panglima perang belum mencapai
20 tahun. Usamah diangkat menjadi panglima perang sudah dalam kondisi menikah
dan siap perang.
Jatuhnya
kota Baghdad ke tangan Hulakhu Khan
Kota
Baghdad yang pada masa itu menjadi pusat pemerintahan Daulah Bani Abasiyah
sungguh kehilangan daya. Pada tanggal 9 safar tahun 565 H/ 14 februari 1258 M,
tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu
Baghdad. Khalifah Al-Mu’tashim, penguasa terakhir Bani Abbasiyah di Baghdad
betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung tentara Hulughu
Khan.Tentara tar tar ini membantai serta menghancurkan seluruh isi kota Baghdad
termasuk produk Ilmu pengetahuan. Jatuhnya kota Baghdad yang menandakan
runtuhnya Daulah Bani Umayah disebabkan oleh pengkhiantan yang dilakukan oleh
al-wazir Umayyiduddien Muhammad bin al-Alqami ar-tafidhi seorang Syiah
Rafidhah.
Meninggalnya
Pembebas Jerusalem Shalahuddin Al Ayyubi
Pada
tanggal 27 Safar 859 atau 15 Februari 1455 Sholahuddin menghembuskan nafas
terakhir di damaskus. Para pengurus jenazah terkaget-kaget karena Sholahuddin
tidak memiliki harta. Ia hanya memiliki kain kafan dan uang senilai 66 dirham
nasirian (mata uang suriah pada waktu itu). Menjelang wafatnya beliau
menyampaikan pesan yang luar biasa “Jangan Tumpahkan Darah, Sebab darah yang
terpecik tak akan pernah tidur”. Beliau meninggalkan penasihat yang merupakan
ulama terkenal yakni Ibnu Qudamah, Ibnu Az-Zaki Asy-Syafi’i, dan Ibnu Naja’
al-Qadiri al Hambali.
0 Response to "Bulan Safar: Meninggalnya Sang Pahlawan Salahuddin Al-Ayyubi (VI)"
Post a Comment