Teungku Chik Di Pasi (IV): Sosok Tupai dan Menggali Keturunan Teungku Chik Di Pasi
Teungku Chik Di Pasi sangat banyak karamah
dan kemuliaan yang di miliki sang waliyullah kelahiran Gigieng, Simpang Tiga,
Pidie. Seakan tidak cukup coretan dan tinta untuk mengisahkannya.Salah satunya
kenapa di daerah Tungue, Simpang Tiga tupai tidak ditemukan bahkan tidak
ditemukan jejak kehidupannya sama sekali. Benarkah? Lantas apakah sebab
“berdosa” dengan Teungku Chik Di Pasi?
Sebuah kisah yang sudah ma’ruf dan popular
dalam masyarakat diceritakan bahwa pada suatu hari beliau datang ke Teungu
kecamatan Simpang Tiga, ini sering dilakukannya, bahkan ke gampong-gampong
lainnya, tidak hanya Teungue. Ketika tiba di Teungue, diceritakan bahwa beliau
beristirahat di bawah pohon kelapa, tiba-tiba tupai yang ada di pohon kelapa
tersebut kencing dan jatuh menimpa kain Tengku Chik, melihat kainnya tertimpa
kencing tupai, beliau merasa kesal dan berkata yang intinya agar Teungu aman
dari serangan tupai. Sampai sekarang pun tidak ada seekor tupai pun yang
bertahan hidup di daerah Tengue. Mengenai hal ini penulis mempersilahkan kita
semua untuk menguji kebenarannya, bahkan sudah banyak orang yang datang sengaja
membawa tupai ke Teungue, namun yang terjadi tupai tidak dapat bertahan hidup
lama dan mati. (Zarkasyi, Kisah Hidup Aulia, 2011)
Nasab
Tgk Chik Di Pasi
Ketenaran
Syaikh Abdus Salam atau Teungku Chik di Pasi juga dikenal sebagai tokoh ulama,
tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, pertanian dan perairan dari negeri Pedir
itu. Namun saat ini ide-ide yang pernah di lakukan semasa hidup Syekh.
Beliau berasal dari silsilah ulama juga. Nasab atau keturunan Syaikh Abdus
Salam (Teungku Chik di Pasi).
Berikut
silsilah beliau: Syaikh Abdus Salam bin Syaikh Burhanuddin bin Syaikh Ahmad Al-Qusyasyi
al-Madani bin Syaikh Muhammad Al-Madani al-Anshary bin Syaikh Yunus bin Syaikh
Ahmad ad-Dijani. Sosok Syaikh Burhanuddin (Teungku Chik di Gigieng) sebagai
ayahanda beliau, bahkan Teungku Chik Di pasi juga mempunyai saudara lainnya
mewarisi 5 orang keturunan: pertama, Syaikh Abdus Salam (Teungku
Chik di Pasi) menetap dan wafat di Gampong Waido negeri Pedir.
Kedua, Syaikh
Muhammad Sulaiman (Teungku Chik di Silang/Sule) menetap dan wafat di negeri
Sule Darussalam. Ketiga, Syaikh Badaruddin (Teungku Chik di
Peudada) menetap dan wafat di negeri Peudada. Keempat, Syaikh
Djohar Alam Syah (Sultan Djohar Alam Syah) menetap dan wafat di Bandar Aceh
Darussalam. Kelima,Siti Pocut Fatimah, menetap dan wafat di Gampong
Buloh Blang Ara negeri Samudra.
Tentu
saja sangat banyak keturunan dari garis Teungku Chik Di Pasi saat ini
tersebar di mana-mana, namun kita berharap sejarah keturunan Teungku Chik Di
Gigieng hendaknya dapat di angkatdan kembali digali oleh keturunanbeliau
sendiri juga masyarakat pecinta sejarah. Ini tentu sangat penting untuk memeta
rantai emas sejarah yang “terbuang”juga situs kuburan mererka itu.
0 Response to "Teungku Chik Di Pasi (IV): Sosok Tupai dan Menggali Keturunan Teungku Chik Di Pasi"
Post a Comment