Teungku Chik Di Pasi (I) : Ulama dan Sosok Pencetus Irigasi
Kota Asan Kumbang atau
sekarang populer dengan nama Kembang Tanjung mempunyai sejuta sejarah dan
misteri yang tidak terpublikasi serta pusat pendidikan yang menjadi mercusuar
dunia. Salah satunya maqbarah (kuburan) yang berdiri dan menjadi "punggawa" masyarakat di sana, beliau bernama Syaikh Abdus Salam atau populer dengan sebutan Teungku Chik di Pasi juga dikenal
sebagai tokoh ulama. Keluasan ilmunya bukan hanya tokoh agama dan tokoh
masyarakat, tokoh pendidikan juga tokoh pertanian dan perairan dari negeri
Pedir bahkan sumatera sebagai sosok pencutus lahirnya irigasi perdana di Sumatera.
Dalam kehidupan
sehari-hari Syaikh Abdus Salam bin
Syaikh Burhanuddin, populer dan lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan
Teungku Chik Di Pasi, yang lahir di Gigieng, negeri Pedir (Pidie)
Figur sosok Tgk. Chikk
Di Pasi menjadi legenda dan rujukan hidup dalam keseharian, tidak terlepas dan
didikan orang tua beliau yang meneimpatkan waliyullah itu belajar pendidikan
agama dasar pada orang tuanya sendiri Syaikh Burhanuddin (Teungku Chik di
Gigieng). Ulama sebagai pewaris nabi itu tentu saja mengharapkan zurriyat
(keturunan)nya menjadi lampu mercuar untuk ummat.
Keinginan orang tua beliau
mencurahkan perhatian yang sangat besar terhadap ilmu agama menjadikan putra
kesayangannya untuk belajar agama ke luar negeri. Akhirnya Timur Tengah
tepatnya negeri Haramain (Makkah dan Madinah) sebagai pilihan Teungku Syiek
Dipasi tempat menuntut ilmu. Setelah sekian lama disana untuk mendalami ilmu
tafsir Alqur’an, hadist, kaligrafi, seni dan sastra. Selanjutnya pulang ke Aceh
untuk menyebarkan ilmunya kepada masyarakat.
Segudang ilmu sekembali dari
Mekkah dan menetap di gampang kelahirannya, Syaikh Abdus Salam membuka
zawiyah atau dayah di Waido dan mengajarkan pengetahuan yang dimilikinya kepada
murid-murid yang datang dari berbagai tempat
danpelosok negeri ini. Keberadaan Syaikh
Abdus Salam bukan hanya di kenal kedalaman dan ketasuawufannya. Juga beliau seorang
penulis kitab Al-Quran yang di kenal dengan "Seureubek", serta
kumpulan doa yang digunakan dalam acara kenduri dan kumpulan khutbah dalam
bahasa Arab. Keuneubah tersebut saat penulis menjumpai ahli waris Tgk. Syiek
Dipasi di kawasan Waido, kecamatan Peukan Baro, kabupaten Pidie itu masih
tersimpan dan di pergunakan sebagaimana yang di amanahkan serta kebiasaan
Syaikh Abdussamad saat masih hidup.
Peninggalan dan karya Syaikh
Abdus Salam
Selama masih hidup dan
memberi pencerahan dan pengajaran kepada ummat, beliau juga membangun Masjid
yang letaknya tidak jauh dengan dayah nya yang dinamai dengan "Mesjid Guci
Rumpong" yang berasal dari adanya 2 buah guci Siam berwarna coklat tua di
depan masjid. Bangunan yang kokoh itu hingga saat ini masih banyak para
pendatang yang mencoba untuk mencari keberkahan dan melepaskan nazar. Tentu saja
masyarakat dan ahli waris terus merawat dan menjaga keuneubah Tgk. Syiek Dipasi
tersebut yang sangat di hormati dan di kenal sosok yang sangat banyak kelebihan
dan kemuliaannya sertatidak berlebihan beliau berarada pada maqam waliyullah.
0 Response to "Teungku Chik Di Pasi (I) : Ulama dan Sosok Pencetus Irigasi"
Post a Comment