Shalat Sunat Syawal, Bid'ahkah?
Bentangan ibadah
sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah saw dalam salah satu haditsnya tidaklah
terbatas. Mulai dari menghindarkan duri di jalanan hingga dzikir kepada Allah
swt. semuanya tergolong dalam ibadah. Begitu luasnya ruang ibadah hingga seseorang
tidak mungkin mengetahui batas-batas antara ibadah dan yang bukan ibadah
kecuali mereka yang sombong. Karena segala seseuatu yang dilakukan seorang
hamba dengan niat mengabdi kepada Allah swt dapat digolongkan sebagai ibadah.
Luasnya ruang ibadah
inilah yang membedakan besaran ibadah seorang hamba dengan hamba lainnya.
Mereka yang memiliki banyak pengetahuan agama, memiliki peluang besar untuk
memperbanyak ibadah, begitu juga sebaliknya. Mereka yang minim pengetahuan agamanya
peluang ibadahnyapun tidak maksimal. Akan tetapi tidak semua peluang bisa
berubah menjadi realita ibadah. Tergantung ada kemauan seorang hamba.
Salah satu ibadah yang
termasuk jarang diketahui dan juga jarang dilakukan kecuali mereka yang
mengerti adalah shalat sunnah di bulan Syawal. Sebagaimana yang diterangkan
oleh Syaikh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan pada hadits Rasulullah saw.
dalam kiitabnya Al-Ghunyah juz dua:
حدثنا أبو نصر بن البناء عن والده قال: حدثنا
أبوعبد الله الحسين بن عمر العلاف, قال: أخبرنا أبو القاسم القاضى قال: حدثنا محمد
بن أحمد بن صديق قال: حدثنا يعقوب بن عبد الرحمن قال: أنبأنا أبو بكر أحمد بن خعفر
المروزى, قال: حدثنا على ابن معروف قال: حدثنى محمد بن محمود قال: أخبرنا يحيى بن
شبيب قال: حدثناحميد عن أنس رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :
((من صلى فى شوال ثمان ركعات ليلا كان او نهارا يقراء فى كل ركعة بفاتحة الكتاب
وخمس عشرة (قل هو الله أحد ...) فاذا فرغ من صلاته سبح سبعين مرة وصلى على النبي
صلى الله عليه وسلم سبعين مرة, قال النبي صلى الله عليه وسلم: والذى بعثنى بالحق
ما من عبد يصلى هذه الصلاة الا أنبع الله له ينابيع الحكمة فى قلبه وأنطق به لسانه
وأراه داء الدنيا ودواءها, والذى بعثنى بالحق من صلى هذه الصلاة كما وصفت لايرفع
رأسه من أخر سجدة حتى يغفر الله له, وان مات مات شهيدا مغفورا له, و ما من عبد صلى
هذه الصلاة فى السفر إلاسهل الله عليه السير والذهاب الى موضع مراده, وان كان
مديونا قضى الله دينه, وان كان ذا حجة قضى الله حوائجه, والذى بعثنى بالحق ما من
عبد يصلى هذه الصلاة إلا أعطاه الله تعالى بكل حرف وبكل أية مخرفة فى الجنة قيل
وما المخرفة يا رسول الله قال صلى الله عليه وسلم بساتين فى الجنة يسير الراكب فى
ظل شجرة من أشجارها مائة سنة ثم لايقطعها))
Diceritakan dari Anas
Radhiallahu Anhu, dia berkata bahwasannya Rasulullah saw pernah bersabda
((barang siapa shalat di bulan syawal sebanyak delapan raka’at baik dilakukan
malam hari maupun siang hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah
dan Qul Huwallahu ahad –al-khlas- sebanyak lima belas kali. Setelah delapan
rakaat tersebut kemudian dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi
hamdihi, subhanallahil adhim) tujuh puluh kali dan shalawat (allahumma shallli
‘ala sayyidina Muhammad) tujuh puluh kali. Maka demi dzat yang telah
mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah (kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati
yang diungkapkan melalui lisan seorang hamba yang telah melaksanakan shalat ini
, dan Allah akan tunjukkan kepada dia penyakit-penyakit dunia serta obatnya.
Dan demi dzat yang telah mengutusku, barang siapa yang mendirikan shalat ini
sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat
kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan
syahid yang dosanya telah diampuni. Dan tiada seorang hamba yang melaksanakan
shalat ini dalam keadaan bepergian, kecuali Allah mudahkan baginya
perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki hutang, maka
hutangnya akan terbayar, dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan
memenuhi kebutuhannya. Dan demi dzat yang telah mengutusku, tiada seorang hamba
yang menjalankan shalat ini kecuali Allah berikan untuknya di setiap huruf dan
ayatnya sebuah makhrafah di surga nantinya. Kemudian dipertanyakan “apakah
mkahrafah itu Ya Rasul? Rasulullah saw menjawab makhrafah adalah dua ekor domba
yang mempermudah penunggangnya mengelilingi (kebon penuh) pepohonan yang tidak
pernah dipotong selama seratus tahun)).
Yang dimaksud dengan
shalat tersebut adalah delapan rakaat shalat sunnah mutlak yang dilakukan
selama bulan Syawwal. Dengan ketentuan empat kali salam yang disetiap rakaatnya
dibaca al-fatihah dan lima belas kali surat al-ikhlas. Kemudian dilanjut dengan
70 kali bacaan tasbih dan 70 kali bacaan shalawat. Adapu fadhilahnya dapat
telah diterangkan dalam hadits tersebut.
sumber : NU. Or. Id
0 Response to "Shalat Sunat Syawal, Bid'ahkah?"
Post a Comment