Hikmah Ramadhan (V): Perbanyaklah Membaca Al-Quran di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan yang sedang ditempuh saat
ini hendaknya kita meningkatkan amal ibdah. Satunya dengan memperbanyak membaca
Al-Quran yang merupakan sebagai pedoman dan petunjuk umat Islam. Siapa yang membacanya juga termasuk ibadah walaupun
tidak mengerti isi dan kandungannya. Ramadhan di identifikasikan sebagai bulan Al-Quran, hal
ini disebabkan pada bulan ini alquran di turunkan. Setidaknya momentum ramadhan
ini tentu saja menganjurkan kepada kita untuk lebih giat dan tekun dalam
membaca, memahami dan menguak rahasia dalam kitab suci tersebut.
Rasulullah Saw sendiri orang yang sangat giat membaca al-Quran di samping akhlak beliau juga di ibaratkan sebagai al-quran berjalan. Dalam sebuah hadist diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radiyallahu anhuma, ia berkata: “Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah orang yang amat dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril untuk membacakan padanya Al-Qur’an. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan, lalu membacakan padanya Al-Qur’an. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika ditemui jibril lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berhembus.”
Hadist diatas meununjukkan kepada kita untuk
memperbanyak membaca al-quran terlebih di bulan Ramadhan ini. Nabi Saw juga
memanjangkan bacaan Alqurannya pada saat shalat malam di bulan Ramadhan, lebih
dari malam-malam di bulan lainnya. Ini adalah sesuatu yang disyariatkan bagi
mereka yang ingin memanjangkannya sesuai dengan kehendaknya, maka hendaknya ia
shalat sendiri.
Namun
boleh juga memperpanjang bacaan dalam
shalat berjamaah atas persetujuan para jamaah. Selain itu, maka dianjurkan
untuk membaca dengan bacaan yang ringan. Imam Ahamd berkata kepada sebagian
sahabtnya yang shalat bersamanya di bulan Ramadhan, “Mereka itu orang yang
lemah, maka bacalah lima, enam, atau tujuh ayat”. Berdasarkan pernyataan Imam
Ahmad rahimahullah untuk memperingatkan agar memperhatikan keadaan para makmum
dan jangan membebani mereka.
Apa
yang di lakukan oleh Rasulullah juga di praktekkan para salafussaleh, dimana membaca Alquran di bulan Ramadhan di dalam
shalat dan di luar shalat. Mereka menambah perhatian mereka terhadap Alquran
yang mulia. Al-Aswad rahimahullah mengkhatamkan Alquran setiap dua hari.
An-Nakha-I mengkhatamkannya setiap tiga hari, namun di sepuluh hari terakhir
beliau tambah giat lagi.
Sementara
itu Qatadah mengkhatamkan Alquran di setiap tujuh hari dan di sepuluh hari
terakhir beliau menyelesaikannya dalam tiga hari. Apabila bulan Ramadhan tiba,
Az-Zuhri mengatakan, “Bulan ini adalah bulan membaca Alquran dan memberi
makan”. Bahkan Imam Malik apabila masuk bulan Ramadhan meninggalkan membaca
hadits dan berdiskusi bersama penuntut ilmu lainnya, beliau memfokuskan diri
untuk membaca Alquran dari mushafnya. Qatadah fokus mempelajari Alquran di
bulan Ramadhan.
Hal ini
juga di kerjakan oleh Sufyan ats-Tauri apabila datang bulan Ramadhan beliau
meninggalkan ibadah sunnah dan menyibukkan diri dengan membaca Alquran. Dan
masih banyak lagi riwayat-riwayat tentang perhatian para salaafush shalih
terhadap Alquran di bulan Ramadhan.
Kelebihan Al-Quran
Termasuk keistimewaan Alqur’an adalah ia bisa
diambil berkahnya. Allah berfirman:
“Dan
ini (Al Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi;
membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya…”QS al An’aam: 92.
Imam Darimi meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa sesungguhnya Ikrimah bin Abu Jahal seringkali meletakkan mushaf di wajahnya sambil berkata: “Ini adalah kitab Tuhanku, kitab Tuhanku”. Di antara berkahnya adalah bahwa membaca sebagian surat atau ayat darinya bisa mengusir setan dari pembaca dan rumahnya, dan sesungguhnya berkumpul untuk membacanya merupakan jalan bagi turun derasnya rahmat Allah, menarik keridho’annya, tempat datangnya ketenangan dan penyebutan Allah bagi orang – orang yang berkumpul karena Alqur’an.
Menggunakan Alqur’an sebagai pengobatan penyakit fisik dan untuk mengambil berkah tidak lantas mencegah menggunakan Alqur’an untuk penyakit hati, menolak kebodohan dan keraguan dari hati serta mengamalkan syariat dan hukum yang terkandung di dalamnya. Barang siapa setelah ini menyangka bahwa menggunakan Alqur’an pada satu sisi seperti pengobatan bisa membatalkan penggunaannya untuk sisi lain atau menafikannya maka persangkaannya itu didustakan oleh amalan Nabishallallahu alaihi wasallam dan amalan para sahabat serta tabiin. ( Kitab Haula Khasha’ish Alqur’an )
0 Response to "Hikmah Ramadhan (V): Perbanyaklah Membaca Al-Quran di Bulan Ramadhan"
Post a Comment