Bulan Syakban (XIII): Amalan Nisfu Syakban
Malam nisfu syakban
sebagai salah satu bulan yang agung. Kita dianjurkan untuk mengisi bulan
tersebut dengan bermacam rangkaian amal ibadah dan kebaikan yang berorientasi
serta berinvestasi untuk akhirat yang di bingkai dalam mencari keridhaan ilahi,
diantara amalan tersebut yaitu:
Berzikir.
Realisasi zikir itu
dilakukan dengan banyak cara,ada dengan lidah, mengingati Allah SWT dengan
hati, dengan ucapan atau ingatan yang mempersucikan Allah SWT dan
membersihkanNya dari sifat-sifat yang tidak layak untukNya. Anjuran berzikir
ini di sebutkan oleh Allah SWT dengan firman-Nya: “Wahai orang yang beriman,
sebutlah akan Allah dengan sebutan yang banyak.” Firman-Nya lagi: “Sebutlah
(zikir) akan Allah dengan sebutan yang banyak semoga kamu mendapat kemenangan.”
Bahkan dalam hal ini Rasulullah SAW juga menjelaskan zikir mengingati Allah SWT
termasuk dalam amalan mulia dan berkedudukan tinggi. Sabda Baginda SAW:
“Hendakkah aku khabarkan kepada kamu amalan yang paling baik dan paling suci di
sisi Pemilik kamu dan yang paling tinggi pada darjat kamu dan lebih baik
daripada emas dan perak dan lebih baik daripada kamu membunuh musuh kamu atau
dia membunuh kamu di medan jihad?” Sahabat bertanya: “Apakah dia wahai
Rasulullah?” Jawab Baginda SAW: “Zikrullah.” Fadhilah dan kelebihan zikir itu
sangat banyak. Seseorang dengan berzikir dengan mengingati Allah
sebanyak-banyaknya akan menghasilkan hati mutmainnah (tenang dan tenteram).
Penejelsan ini di paparkan sebagaimana terungkap dalam
firman-Nya,berbunyi:“Orang yang beriman dan tetap hati mereka dengan menyebut
akan Allah, ketahuilah bahawasanya dengan menyebut akan Allah itu menenangkan
hati.”
Bertaubat
(Beristighfar)
Dalam bulan syakban
terutama malam nisfu syakban juga gigalakkan juga untuk bertaubat dan memohon
keampunan di atas dosa dan keterlanjuran kita baik dosa yang berkaitan dengan
Allah maupun anak adam. Esensi taubat itu merupakan sebagai bentuk pembersihan
rohani karena dengan taubat itu menjadi suatu anjuran dan tuntutan dalam agama
supaya setiap diri individu bukanlah sosok yang ma‘shum seperti hal Rasulullah
Saw ,maka sangat layak dan patut untuk terus melakukan taubat dan istigfar pada
setiap waktu dan kesempatan. Dalam hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:
“Sya’aban adalah bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku. Syaaban ialah
mengkifaratkan (menghapuskan) dosa dan Ramadhan ialah menyucikan dosa (jasmani
dan rohani).” Sementara itu daripada Ibn `Abbas, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesiapa yang selalu memohon ampun (membanyakkan istighfar), nescaya Allah
menjadikan untuknya setiap kesusahan itu ada kesenangan, setiap kesempitan ada
jalan keluar dan dia diberi rezeki yang tidak disangka.”(HR. Ahmad, Abu Daud
dan Ibn Majah.)
Bershalawat
Ibadah lainnya berselawat kepada Nabi Muhammad
SAW adalah salah satu bukti kecintaan seseorang itu kepada Allah SWT. dan
Rasulullah SAW, selain mengerjakan segala suruhan Allah dan meninggalkan segala
larangan-Nya. Anjuran ini di sebutkan dalam firman Allah SWT, berbunyi:
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat kepada Nabi. Hai
orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya dan ucaplah salam
penghormatan kepadanya.” (Surah Al-Ahzab: 56). Memperkuat argumen di atas,
dikutip dari kitab al-Fawaaidul Mukhtaarah Diceritakan bahwa Ibnu Abiy as-Shoif
al-Yamaniy berkata, “Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan shalawat kepada
Nabi saw, karena ayat Innallooha wa malaaikatahuu yusholluuna ‘alan Nabiy …
diturunkan pada bulan itu”. (Ma Dza Fiy Sya’bann)
Berdoa
Salah satu ibadah yang
tidak kalah pentingnya berdoa. Doa diibaratkan kita sebagai tanda makhluk yang
lemah dan menyedari diri manusia tidak mampu untuk menunaikan segala keperluan
hidup. Penegasan ini diungkap dalam Firman-Nya, berbunyi: “Dan apabila hamba-Ku
bertanya kepadamu mengenai Aku, maka (jawablah), bahawasanya Aku adalah dekat.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia memohon kepadaku, maka
hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. al-Baqarah, 186).
Dalam hadist lain Rasulullah SAW bersabda: “Lima waktu tidak ditolak sesuatu
doa itu iaitu pada malam Jumaat, malam 10 Muharam, malam Nisfu Syaaban, malam
Aidilfitri dan malam Aidiladha.” (Riwayat Bukhari, Muslim dan Abdullah Umar.)
Memperkuat pernyataan diatas, juga baginda Rasulullah SAW bersabda: “Pada tiap
malam, Rabb kita turun ke langit dunia ketika bersisa sepertiga malam yang
akhir. Maka Allah berfirman: Sesiapa yang berdoa kepada-Ku, pasti akan
Kukabulkan, dan siapa yang memohon kepada-Ku, pasti akan Kuberi, dan siapa yang
mohon ampun kepada-Ku pasti akan Aku ampuni.” (Riwayat Malik, Bukhari, Muslim
dan Tirmidzi)
Menghidupkan Malan (Berqiamullail)
Menghidupkan Malan
(Berqiamullail) Sunat menghidupkan malam 15 Syaaban dengan membaca zikir dan Al
Quran kerana malam tersebut adalah malam yang amat mustajab dan penuh rahmat.
Disebutkan dari pada Muaz bin Jabal dan Abu Musa Al-Asy’ari r.a. bahawa
Rasulullah SAW telah bersabda; “Sesungguhnya Allah pada malam Nishfu Sya’ban
memerhati (mengawasi) seluruh mahluk-Nya dan mengampuni semuanya kecuali orang musyrik
atau orang yang bermusuhan.” (Riwayat Ibnu Majah, Ibn Habban, Al-Baihaqi dan
At-Thabarani)
Dalam hadist lain juga
diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib KW bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika
malam Nishfu Sya’ban tiba, maka salatlah di malam hari, dan berpuasalah di
siang harinya, karena sesungguhnya pada malam itu, setelah matahari terbenam,
Allah turun ke langit dunia dan berkata, ‘Adakah yang beristighfar kepada Ku,
lalu Aku mengampuninya, Adakah yang memohon rezeki, lalu Aku memberinya rezeki
, adakah yang tertimpa bala’, lalu Aku menyelamatkannya, adakah yang begini,
adakah yang begini, demikian seterusnya hingga terbitnya fajar?” (Riwayat
Ibnu Majah).
Masih banyak lagi
ibadah yang dianjurkan termasuk puasa, shalat sunat, baik tasbih dan lainnya
yang tidak mungkin di uraikan semuanya. Namun intinya kita pergunakan waktu dan
kesempatan di bulan ini baik malam dan hari nisfu syakban serta hari lainnya
dengan memperbanyak amal ibadah dan terus meningkatkan ketakwaan kepada Allah
SWT dan tetap menjalin serta menjaga ukhuwah sesama dalam menggapai
mardatillah.
Wallahu Muwaffiq Wa
Musta'an..
sumber:shafiqolbu.wordpress.com
0 Response to "Bulan Syakban (XIII): Amalan Nisfu Syakban"
Post a Comment