Kitab Mukaasyafatul Qulub (II); Takutlah Kepada Allah
Telah di ceritakan bahwa pernah pada suatu
kesempatan bu Laits brkata: “ Allah swt mempunyai malaikat-malaikat yang ada
di Langit. Sejak mereka diciptakan, mereka selalu sujud kepada Allah swt sampai
hari kiamat.” Rasa takut mereka akan menyalahi perintah Allah swt membuat
persendian mereka menjadi gemetar. Ketika hari kiamat tiba, mereka mengangkat
kepala mereka seraya berkata: “Maha suci Engkau, rasanya kami belum mengabdi
sepenuhnya kepada-Mu. “ Itulah maksud dari firman Allah swt. : “Mereka
takut kepada Tuhan mereka yang berkuasa atas mereka, dan melaksanakan apa yang
diperintahkan (Kepada Mereka) (QS. An-Nahl:50)
Maksudnya adalah mereka tidak pernah mendurhakai
Allah swt barang sedikitpun walau hanya sekejab mata. Rasulullah saw bersabda: “Ketika
tubuh seseorang bergetar karena takut kepada Allah swt, maka dosa-dosanya
menjadi berguguran, sebagaimana rontoknya dedaunan dari suatu pohon
.
Syahdan, ada seorang laki-laki yang hatinya tertambat pada seorang wanita berparas cantik. Suatu ketika wanita itu pergi untuk suatu keperluan, laki-laki tersebut ikut menyertainya. Sesampainya di Hutan keduanya selalu terjaga dan tak bisa tidur, sementara rombongan yang lain sudah terlelap dalam diturnya. Kesempatan itu digunakan si laki-laki untuk mengutarakan isi hatinya kepada wanita pujaan hatinyaitu. Lalu si wanita berkata: “ Lihatlah pakah orang-orang itu sudah tertidur semua?” Mendengar ucapan wanita itu, hatinya menjadi berbunga-bunga, ia mengira bahwa wanita itu akan memenuhi harapan hasrat hatinya. Dia segera bangkit, mengintari rombongan kafilah, sorot matanya menatap ke sana kemari ke arah semua rombongan, ternyata semua orang sudah terlelap dalam tidurnya. Lalu ia kembali kepada si wanita dan berkata: “Benar, semua orang telah tidur. “ Wanita itu kembali bertanya: “Bagaimana pendapatmu menganai Allah swt Apakah Dia Tidur?” Si laki-laki menjawab: “Sesungguhnya Allah senantiasa terjaga, Dia tidak mengantuk, tidak pula tidur." “Sesungguhnya Tuhan tidak mengantuk dan tidak pula tidur, Dia selalu melihat kita, sekalipun orang yang sudah tertidur itu tidak melihat kepada kita. Oleh sebab itu, Dia sepatutnya lebih ditakuti.” Kata wanita itu.
Syahdan, ada seorang laki-laki yang hatinya tertambat pada seorang wanita berparas cantik. Suatu ketika wanita itu pergi untuk suatu keperluan, laki-laki tersebut ikut menyertainya. Sesampainya di Hutan keduanya selalu terjaga dan tak bisa tidur, sementara rombongan yang lain sudah terlelap dalam diturnya. Kesempatan itu digunakan si laki-laki untuk mengutarakan isi hatinya kepada wanita pujaan hatinyaitu. Lalu si wanita berkata: “ Lihatlah pakah orang-orang itu sudah tertidur semua?” Mendengar ucapan wanita itu, hatinya menjadi berbunga-bunga, ia mengira bahwa wanita itu akan memenuhi harapan hasrat hatinya. Dia segera bangkit, mengintari rombongan kafilah, sorot matanya menatap ke sana kemari ke arah semua rombongan, ternyata semua orang sudah terlelap dalam tidurnya. Lalu ia kembali kepada si wanita dan berkata: “Benar, semua orang telah tidur. “ Wanita itu kembali bertanya: “Bagaimana pendapatmu menganai Allah swt Apakah Dia Tidur?” Si laki-laki menjawab: “Sesungguhnya Allah senantiasa terjaga, Dia tidak mengantuk, tidak pula tidur." “Sesungguhnya Tuhan tidak mengantuk dan tidak pula tidur, Dia selalu melihat kita, sekalipun orang yang sudah tertidur itu tidak melihat kepada kita. Oleh sebab itu, Dia sepatutnya lebih ditakuti.” Kata wanita itu.
Akhirnya laki-laki itu menjadi sadar, lalu
meninggalkan wanita itu, karena takut kepada Allah yang maha pencipta, dia
kembali ke rumah dan bertaubat kepada Allah swt. Setelah meninggal dunia,
orang-orang bermimpi melihatnya di dalam tidur. Dia ditanya: “ Bagaimana Allah
memperlakukan Aanda?” Dia menjawab: “Allah swt telah mengampuniku, sebab
ketakutanku kepada-Nya, dan karena aku meninggalkan rencana untuk berbuat dosa
dengan wanita pujaan hatiku.”
Di dalam kitab Majami’ul Latha’if
terdapat sebuah kisah bahwa pada zaman dahulu ada seorang ‘abid(Hamba Allah
yang Ahli ibadah) dari kalangan Bani Israil yang mempunyai banyak keluarga.
Suatu ketika ia dilanda krisis Ekonomi, sehingga kondisinya benar-benar kritis
dan memprihatinkan. Lalu istrinya disuruh mencari sesuatu yang dapat buat makan
keluarganya. Si Wanita itu kemudian pergi mendatangi rumah seorang saudagar untuk
mendapat suatu yang dapat dimakan keluarganya. Setelah ia mengutarakan maksud
kedatangannya, saudagar yang kaya raya itu berkata kepadanya: “Baiklah, asal
kau mau menyerahkan tubuhmu kepadaku.” Mendengar jawaban itu, wanita itu
menjadi terpaku diam membisu, lalu memutuskan untuk kembali pulang ke Rumah.
Sesampainya di Rumah, anak-anaknya yang kelaparan merintih pedih, sambil
memanggil-manggil: “Ibu, ibu kami sangat kelaparan, kami sudah hampir mati,
karena tak kuat menahan rasa lapar, berilah kami apa saja yang bisa kami
makan.” Mendengar rintihan dan tangisan anak-anaknya ayang begitu menyayat
hari, sang ibu memutuskan untuk kembali kepada saudagar yang kaya raya itu dan
menceritakan kondisi kekeritisan yang melanda keluarganya. “apakah anda
bersedia memenuhi keinginanku?” Tanya saudagar. Mulut wanita itu menjadi
terkatup, seakan terkunci untuk mengatakan ya, namun dengan berat hati dan
terpaksa dia menganggukkan kepalanya. Ketika saudagar itu hanya berdua
dengannya, semua persendian wanita itu menjadi bergetar, seakan semua anggota
tubuhnya mau terlepas dari tempatnya. Saudagar itu bertanya: “Ada Apa dengan
anda ini? Mengapa tubuh anda gemetar?” “Sungguh aku takut kepada Allah”
Jawabnya singkat. Saudagar berkata: “Anda dengan kondisi yang demikian yang
begitu kesulitan dan kefakiran yang amat kritis seperti ini, masih takut kepada
Allah, semestinya aku yang seharusnya lebih takut kepada Allah dibandingkan
dengan Anda.” Kemudian saudagar itu memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh
wanita itu dan pergi meninggalkannya. Wanita itu lalu puland dengan membawa
banyak makanan, dan bergembiralah mereka.
Kemudian Allah swt memberikan wahyu kepada nabi
Musa as. : “Hai Musa, Katakanlah kepada si Fulan bin Fulan, seorang saudagar
yang kaya itu, bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosanya.” Maka datanglah
nabi Musa menemui saudagar itu dan berkata: “ Hai si Fulan, apa yang telah
anda perbuat terhadap Tuhanmu, sehingga ia menurunkan wahyu agar aku
menemuimu.” Lalu saudagar itu bercerita kepada Nabi Musa mengenai kisah
antara dirinya dengan wanita tersebut. Setelah saudagar selesai bercerita, Musa
berkata: “ Sesungguhnya Allah swt telah benar-benar mengampuni dosa-dosa
anda yang telah lalu.”
Diriwayatkan dalam sebuah hadis qudsi bahwa nabi
saw bersabda: “Sesungguhnya Allah swt berfirman: ‘Dua hal yang tidak aku
kumpulkan pada seorang hamba, yaitu rasa takut dan rasa aman. Barangsiapa yang
takut kepada-Ku di dunia maka Aku akan berikan rasa aman di Akhirat, dan
barangsiapa yang merasa aman (dari azab-Ku) didunia, maka akan kuberikan rasa
takut di akhirat.’ “
Allah swt berfirman : “ Maka janganlah kamu
takut kepada manusia dan takutlah kepada-Ku.” (QS. Al-Maidah:44),. Dan
firman-Nya dalam ayat yang lain: “Karna itu janganlah kamu takut kepada
mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”
(QS. Ali Imran:75)
Adalah Umar, suatau ketika ia jatuh pingsan,
disaat dia mendengar alunan bacaan ayat Al-Quran, karena takut kepada Allah
swt. Pada suatu hari, ia juga pernah mengambil jerami, lalu berkata: “Alangkah
baiknya, seandainya dulu aku menjadi suatu jerami, bukan yang disebut-sebut
seperti yang sekarang ini. Dan alangkah baiknya jika ibuku tidak melahirkan
aku.” Kemudian ia menangis sepuas-puasnya, hingga air matanya mengalir
bagaikan dua aliran sungai yang membentuk garis hitam di pipinya.
Nabi saw bersabda: “ Tidak akan masuk neraka
orang yang menangis karena takut kepada Allah, sehingga ada air susu yang
kembali ketempat aslinya.”
Diterangkan didalam kitab Daqa’iqul akhbar,
bahwa pada hari kiamat, akan didatangkan seorang hamba, setelah ditimbang amal
perbuatannya, kejahatannya lebih berat daripada kebaikannya, maka ia
diperintahkan untuk dibawa ke Neraka. Sehelai bulu dari bulu matanya berbicara:
“Ya Tuhanku, Rasul-Mu Muhammad saw pernah bersabda: ‘Barang siapa yang
pernah menangis karna takut kepada Allah, Maka Allah mengharamkan matanya
tersentuh api Neraka.’ Sesungguhnya mataku biasa menangis karna takut kpada
Allah swt. “ Akhirnya Allah swt yang maha pengampun lagi maha penyayang
mengampuni dosa-dosa hamba itu dan menyelamatkannya dari api Neraka, akibat
pengaduan sehelai bulu mata karna biasa menangis karna takut kepada Allah swt,
ketika masih di dunia. Kemudian malaikat jibril mengumumkan bahwa telah selamat
si Fulan bin Fulan dari neraka berkat sehelai bulu matanya yang menangis karena
takut kepada Allah.
Di dalam kitab bidayatul hidayah, disebutkan
bahwa, ketika hari kiamat tiba, maka neraka Jahannam didatangkan. Gemuruh suara
dan nyala apinya amat menggertakan dan mengerikan. Saat itu, semua umat menjadi
berlutut, karena tercekam kesedihan menghadapinya.
Allah berfirman: “Dan (Pada hari itu) kamu
liat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk melihat buku
catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu
kerjakan.” (QS. Al-Jatsiyah:28).
Yakni semua umat pada hari itu merangkak dengan
lututnya. Ketika penghuni neraka digiring menuju ke Neraka, kegeraman dan
gemuruh nyala api neraka itu, terdengar oleh mereka dari jarak perjalanan
sejauh lima ratus tahun.
Setiap orang termasuk para Nabi berkata Nafsi,
Nafsi (Maksudnya mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing untuk mencari
selamat) Kecuali Nabi yang istimewa Nabi Muhammad saw beliau akan berkata: “Ummati,
Ummati” (Selamatkanlah ummatku, ummatku). Kemudian keluarlah nyala api
neraka jahannam itu bergulung-gulung laksana gunung-gunung. Tetapi umat
Muhammad berusaha menangkis dan meghalangi sembarannya, seraya berkata: “wahai
api, demi hak orang-orang khusu’ dan demi hak orang-orang yang berpuasa,
kembalilah kamu.” Namun api itu tetap tidak memperdulikannya dan tidak mau
kembali. Ketika jibril mengumumkan bahwa api nereka menuju ke arah Muhammad
saw, dia membawakan semangkok air, lalu rasullah segera meraihnya. Malaikat
jibril berkata:” Hai Muhammad, ambilah air ini dan siramkanlah kepada api
itu.” Kemudian beliau menyiramkan air itu pada api yang menyembar-nyembar,
sehingga api menjadi padam seketika. Nabi saw bertanya kepada Jibril: “ Wahai
Jibril, air apakah ini” Ini adalah air mata-air mata dari ummatmu yang
menangisi dosanya karna takut kepada Allah swt.
Seorang penyair berkata dalam bait syairnya: “Wahai
kedua mataku, menagislah engkau karena dosa-dosaku, sementara umurku terus
berserakan tanpa aku sadari.”
Disebutkan dalam sebuah hadis, Nabi saw
bersabda: “Tidak seorangpun dari hamba Allah yang beriman yang kedua matanya
mengeluarkan air mata mengenai permukaan wajahnya, sebesar kepala lalat, karena
takut kepada Allah swt, maka dia tidak akan disentuh api neraka
selama-lamanya.”
Diceritakan dari Muhammad bin Al-Mundzir, bahwa
ketika dia menangis, dia mengusap-ngusapkan air matanya itu pada wajah dan
jenggotnya, seraya berkata: “ Telah sampai suatu riwayat kepadaku bahwa api
neraka tidak akan menyentuh tempat yang dilinangi air mata (Yang menetes karena
takut kepada Allah).”
Oleh sebab itu, bagi orang mukmin seharusnya
takut terhadap siksa Allah swt, dan mencegah dirinya dari memperturutkan
keinginan hawa nafsu. Allah berfirman: “Adapun orang yang melampaui batas,
dan lebih mengutamakan kepentingan Dunia, sesungguhnya nerakalah tempat
tinggalnya. Adapun orang-orang yang takut akan kebesaran Tuhannya dan menahan
diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya syurgalah tempat
tingalnya.” (QS.AN-Nazi’at:37-41)
Barangsiapa yang ingin selamat dari siksa Allah
swt dan memperoleh pahala serta rahmat-Nya, maka hendaklah ia bersabar atas
segala penderitaan dan kesulitan hidup di Dunia, bersabar dalam mnjalanakan
ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.
Diterangkan di dalam kitab Zahrur Riyadh, bahwa Nabi saw bersabda: “Ketika ahli
syurga, masuk ke syurga, para malaikat menjemput mereka dengan berbagai
kebaikan dan kenikmatan. Mimbar-mimbar kehormatan disiapkan dan hamparan
permadani digelar serta berbagai macam makanan dan buah-buahan dihidangkan.
Dengan penghormatan yang begitu mulia dan sajian kenikmatan dan makanan
beraneka macam itu, mereka menjadi kebingungan. Dalam kondisi kebingunggannya
itu, Allah swt berfirman: ‘Ini bukanlah tempat kebengongan dan kebingungan.’
Lalu mereka menjawab: ‘ Sesungguhnya kami mempunyai perjanjian dan sekarang
benar-benar telah tiba saatnya.’ Kemudian Allah swt berfirman kepada
malaikat: ‘ Angkat dan singkap tabir-tabir yang menutup wajah itu.’ Para
malaikat berkata: ‘Ya tuhan kami, mengapa Engkau persilahkan mereka untuk
melihat Mu? Padahal mereka adalah orang-orang yang durhaka.’ Allah swt kembali
berfirman: ‘Angkatlah tabir itu karena mereka adalah golongan orang-orang
yang biasa berzikir, bersujut dan menangis karena mengharapkan bertemu
dengan-Ku ketika di Dunia.’ Lalu diangkatlah tabir-tabir itu, sehingga
mereka bisa langsung melihat Allah swt dan seketika mereka bersujud kepada-Nya.
Maka Allah swt berfirman: ‘Angkatlah kepala-kepala kalian, karena disini
bukanlah tempat beramal, tetapi tempat kemuliaan.’ “
Allah swt terlihat oleh mereka tana bisa
digambarkan bagaimana dan bagaimana, Dengan penuh keramahan Allah swt
memberikan penghormatan dan penyambutan: “ selamat bagi anda wahai
hamba-hamba-Ku, Aku benar-benar telah ridha kepada Anda, lalu pakah Anda juga
ridha kepada-Ku?” “Mengapa kami tidak Ridha wahai tuhan Kami? Engkau
telah memberi suatu kenikmatan kepada kami yang tak pernah terlihat oleh mata,
tak pernah terdengar telinga, dan tak pernah terlintas di hati seorang manusia
pun.
Demikian itu, antara lain maksud firman Allah
swt: “Allah ridha terhadap mereka, dan mereka Ridah kepada-Nya.”(QS.
Al-Bayyinah:8) Allah berfirman: “Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang
Maha Penyayang.” (QS.Yaa Siin:59)
Terjemahan Kitab Mukaasyafatul Qulub, Karya Imam Ghazali , (Sumber : para-pejalan.blogspot.co.id)
0 Response to "Kitab Mukaasyafatul Qulub (II); Takutlah Kepada Allah"
Post a Comment