Kitab Al Anwaarul Bahiyyah (II):Seputaran Kisah Nabi Israk di Masjidil Aqsa
Kemudian beliau juga bertemu sekelompok
kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di
sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih
untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan
perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai
isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan
wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang
mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain
untuk berzina dengannya”.
Ketika beliau melanjutkan perjalanan,
tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan:“Wahai Muhammad, aku meminta
kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya.
Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu
adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat
beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari
sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak
menjawabnya. Walhamdulillah.
Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan
beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh
tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah
tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia,
seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia
daripada akhirat”.
Demikianlah perjalanan ditempuh oleh
beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan
hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti
di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya
pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi
mengikat buraq di sana.
Kemudian beliau masuk ke dalam masjid
bersama Jibril AS, masing-masing shalat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata
tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah
para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah,
lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami
mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau
untuk maju, kemudian mereka semua shalat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai
imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.
Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus,
lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah
berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih
kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan
menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.
Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al
Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai
malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya
langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa
dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini
mendapat perintah shalat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang
luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung
untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup
kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah shalat. Sebab ibadah lainnya
diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah
shalat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW
ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.
Ketika beliau dan Jibril sampai di depan
pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang
bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak
pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia
memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini
membawahi 70 ribu malaikat pula.
Jibril meminta izin agar pintu langit
pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:
“Siapakah ini?”
Jibril menjawab: “Aku Jibril.”
Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah
yang bersamamu?”
Jibril menjawab: “Muhammad saw.”
Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau
telah diutus (diperintah)?”
Jibril menjawab: “Benar”.
Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah
malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:
“Selamat datang, semoga keselamatan
menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan
pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.
Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.
Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi
Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya.
Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam
menjawab salam beliau seraya berkata:
“Selamat datang wahai anakku yang sholeh
dan nabi yang sholeh”.
Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok,
jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika
memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian
Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi
Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di
kirinya adalah calon penghuni neraka.(bersambung)
Sumber : Kitab Al Anwaarul Bahiyyah
Min Israa’ Wa Mi’raaj Khairil Bariyyah, Karya Al Imam Al Muhaddits As
Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA. (di terjemahkan secara
ringkas oleh Habib Mumu BSA)
0 Response to "Kitab Al Anwaarul Bahiyyah (II):Seputaran Kisah Nabi Israk di Masjidil Aqsa"
Post a Comment