Israk Mikraj (V): Israk Mikraj Wisata Rohani Menuju Insan Kamil
Allah SWT mengutus Rasulullah dalam “wisata
rohani” ke Sidratul Muntaha untuk menerima sebuah amanah yang akan di wajibkan
kepada umat nabi Muhammad Saw. Itulah perintah shalat dalam perjalanan Isra dan
Mi’raj beliau, kemudian menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan
memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya.
Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasional-ilmiah,
Isra’ Mi’raj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya
bagi kehidupan umat beragama (Islam).
Bersandar pada alasan inilah, Imam
Al-Qusyairi yang lahir pada 376 Hijriyah, melalui buku yang berjudul asli ‘Kitab
al-Mikraj’ ini, berupaya memberikan peta yang cukup komprehensif seputar
kisah dan hikmah dari perjalanan agung Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, beserta
telaahnya. Dengan menggunakan sumber primer, berupa ayat-ayat Al-Quran dan
hadist-hadits shahih, Imam al-Qusyairi dengan cukup gamblang menuturkan
peristiwa fenomenal yang dialami Nabi itu dengan runtut.
Selain itu, buku ini juga mencoba mengajak
pembaca untuk menyimak dengan begitu detail dan mendalam kisah sakral
Rasulullah SAW, serta rahasia di balik peristiwa luar biasa ini, termasuk
mengenai mengapa mikraj di malam hari? Mengapa harus menembus langit? Apakah
Allah berada di atas? Mukjizatkah mikraj itu hingga tak bisa dialami orang
lain? Ataukah ia semacam wisata ruhani Rasulullah yang patut kita teladani?
Bagaimana dengan mikraj para Nabi yang
lain dan para wali? Bagaimana dengan mikraj kita sebagai muslim? Serta apa
hikmahnya bagi kehidupan kita? Semua dibahas secara gamblang dalam buku ini.
Dalam pengertiannya, Isra’ Mi’raj
merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi
Rasul. Sehingga peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah yang akan menjadi
titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. John Renerd dalam buku ”In
the Footsteps of Muhammad: Understanding the Islamic Experience,” seperti
pernah dikutip Azyumardi Azra, mengatakan bahwa Isra Mi’raj adalah satu dari
tiga perjalanan terpenting dalam sejarah hidup Rasulullah SAW, selain
perjalanan hijrah dan Haji Wada. Isra Mi’raj, menurutnya, benar-benar merupakan
perjalanan heroik dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual.
Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke
Madinah pada 662 M menjadi permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau
perjalanan Haji Wada yang menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci
Mekah, maka Isra Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju
sang pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan
ruhani (insan kamil). Sehingga, perjalanan ini menurut para sufi, adalah
perjalanan meninggalkan bumi yang rendah menuju langit yang tinggi.
sumber : duniabaca.com
sumber : duniabaca.com
0 Response to "Israk Mikraj (V): Israk Mikraj Wisata Rohani Menuju Insan Kamil"
Post a Comment