Abon Aziz Samalanga (V): Sosok Waliyullah, Benarkah?
Sosok Syekh Abdul Aziz Al-Mantiqi
Samalanga atau masyarakat sering menyapanya Abon Aziz Samalanga, beliau
merupakan bisa di katakan ulama yang mampu menyingkap rahasia dan fenomena
kedepan. Namun rahasia atau hal ghaib itu tidak akan mampu di ungkapkan
melainkan anugerah dari Allah SWT kepada hambanya bertitel waliyullah. Panca
indera ke enam ini sering di sebut dengan firasat (firasah). Lantas benarkah
Syekh Abdul Aziz Al-Mantiqi Waliyullah?
Menelusuri
dalam konteks leksikal(kamus) sebagaimana di ungkapkan dalam kamus
"Lisanul Arab", firasat itu mempunyai pengertian: hati-hati, pandai,
waspada, dan teliti. Pengertian ini oleh Ibnu Manzhur (711 H) dengan mengutip
pendapat Ibnu Atsir (606 H) dalam kitab "an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal
Atsar mengenai pengertian firasah (firasatal mu‘min) tersebut.
Dalam
pembahasannya dapat di artikan bahwa firasah itu itu merupakan kelebihan yang
Allah campakkan langsung dalam qalbu para kekasih-Nya, dengan demikian dapat
mengetahui sebagian problema dan persoalan yang akan terjadi dan dihadapi oleh
manusia. Sebuah kebiasaan tebakan atau pengetahuannya itu selalu benar.
Lebih spesifiknya seorang yang telah bertitel waliyullah mendapatkan karamah
(kelebihan)berupa firasat itu di sebabkan anugerah dari Allah atas keimanannya.
Dalil
Firasat
Persoalan firasat itu bukanlah sebuah ilusi dan pembahasan tanpa dasar hukum, dalam sebuah hadist di sebutkan bahwa firasat itu merupakan sebuah anugerah Allah kepada orang mukmin: "Pertimbangkanlah firasat seorang mukmin, karena (bisa jadi) dia (dapat) melihat (sebuah permasalahan yang belum terjadi) berkat pertolongan Allah’ (HR Tirmidzi).
Memperkuat
argumen diatas, disebutkan juga dalam hadist lain bahwa seseorang yang sudah di
cintai oleh Allah (waliyullah), aktifitas sang hamba tersebut di bawah kendali
Allah SWT, bunyinya:"‘….ketika Aku sudah mencintainya (wali Allah),
maka Akulah yang mengarahkan telingannya untuk mendengar, matanya untuk
melihat, tangannya untuk menggenggam sesuatu, dan kakinya untuk
melangkah…." (HR Ibn Hibban)
Firasat
Sahabat
Pernah
suatu ketika salah seorang khulafaurrasyidin 'Utsman bin al-'Affan, berfirasat
: "Seorang laki-laki menemuinya di mana di jalan dia telah melihat seorang
wanita lalu memperhatikan kecantikannya, lantas 'Utsman berkata kepadanya,
"Salah seorang di antara kamu menemuiku sementara di kedua matanya
terdapat bekas zina begitu jelas.!" Lalu laki-laki itu berkata,
"Apakah ada wahyu turun setelah Rasulullah shallallahu ،alaihi
wasallam wafat?" Ia menjawab, "Bukan, akan tetapi pandangan batin,
dalil dan firasat yang tulus. (Firasah al-Mu'min karya Ibrahim bin Abdullah
al-Hazim)
Firasat
Syekh Abdul Aziz (Abon Aziz Samalanga)
Salah
seorang pelajar yang di kenal cerdas dan pandai serta telah mengaji beberapa
tempat dayah besar di Aceh bahkan juga telah mengenyam pendidikan di Timur
Tengah ( Arab Saudi). Pasca beliau pulang ke Aceh, sebagai rasa takdhimnya
dengan melakukan kunjungan silaturrahmi ke beberapa ulama besar Aceh,
termasuk ke kediaman Syekh Abdul Aziz.(Abon Aziz Samalanga)
Saat
berkunjung ke rumah Syekh Abdul Aziz (Abon Aziz Samalanga)beliau bersama dengan temannya yang juga
di kenal beraliran " radikal" terhadap faham wahabi. Sang tamu itu
mewacanakan dan membicarakan keinginan bagaimana dalam meredam dan
menghancurkan faham wahabi. Singkat
cerita dalam diskusi tersebut sang tamu yang pernah berguru ke Timur Tengah
menyebutkan bahwa beliau sengaja bergaul dengan sekte kaum wahabi dengan sebuah
tujuan untuk menarik kembali mereka yang telah tersesat itu ke jalan yang
benar.
Penjelasan
sang tamu itu sangat "tersentak" Syekh Abdul Aziz Samalanga,
Syekh Abdul Aziz pun dengan cekatan menanggapinya“Pu tapegah di gata! tajak
kawee yee dengan Jaloe, nyan jaloe-jaloe ka lam babah yee hana tathe”
(Apa yang engkau katakan, engaku itu ingin memancing ikan hiu, tanpa di sadari,
engkau dan kapal sudah dalam mulut hiu tapi kamu tidak menyadarinya).
Pelajaran
yang dapat di petik dari ungkapan itu, dimana Syekh Abdul Azis (Abon Aziz Samalanga) membantah dakwaan
tamu itu bahwa tamu itu berteman dengan wahabi demi menarik wahabi ke jalan yang
benar, Abon Aziz menyebutkan bahwa perbuatannya tersebut akan berefek dia sendiri akan terjatuh dalam aqidah wahabi tanpa disadarinya.
Hal
itu terbukti di kemudian hari. Pada saat itu, belum tampak geligat yang berbeda
pada diri tamu yang juga santri yang kemudian hari menjadi ulama tersebut, dia masih bersikap layaknya lulusan dayah biasa yang sangat menentang pemahaman kaum wahabi. Namun lama kelamaan, sikapnya mulai
menampakkan perubahan dan sangat pro kepada wahabi.
Sang
tamu alumni Timur Tengah itu mulai menyerang berbagai amaliyah yang sudah
praktekkan secara turun menurun baik dalam masyarakat maupun di dayah,
seperti berdoa setelah shalat, maulid, tahlilan, mencium tangan ulama,
dan masih banyak lainnya.
Waktu
terus berputar, rupanya firasat yang pernah Syekh Abdul Aziz utarakan
tepat sasaran dan tidak meleset. Kebenaran firasat tersebut terkuak pada tahun
1995, ketika itu gubernur Aceh bapak Syamsuddin Mahmud membawa para ulama-ulama
Aceh keliling dunia, rupanya sang alumni timur tengah yang sempat berdialog
tersebut, masih sekamar dengan Al-Mukarram Abu Mudi, dalam bincang-bincangnya
dan tanpa menyadari, dia buka kartu bahwa alumni Timur Tengah itu mendapat
fasilitas dan gaji sekian dari pemerintah Arab Saudi dengan satu misi untuk
menyebarkan paham Wahabi di tanah Rencong Aceh.
Walhasil
beliau kini telah menjadi ulama di kalangan masyarakat dan sampai saat ini
sikapnya semakin jauh masuk dalam aqidah wahabi bahkan menjadi agen Wahabi,
pemahaman seperti inilah yang di maksudkan oleh Syekh Abdul Aziz katakan.
Berdasarkan
penjelasan bahwa firasat yang telah disebutkan oleh Syekh Abdul Azis Samalanga (Abon Aziz) tepat sesuai presiksi beliau. Jelaskaj bahwa sosok Syekh Abdul Aziz bin M.Saleh
atau masyarakat Aceh menyebutnya Abon Aziz Samalanga merupakan seorang
Waliyullah.
Namun
apabila pembaca masih ragu Syekh Abdul Aziz Al-mantiqi sosok Waliyullah, pernah suatu ketika
dalam perayaan HAUL Syekh Abdul Aziz, salah seorang Syekh Yaman bertanya kepada
guru senior dayah MUDI yang juga alumni Yaman," Siapa nama Waliyullah Haul
Hari Ini"?
Sang guru menjawab:" Syekh Abdul Aziz bin Muhammad Saleh"...!!! Masihkah belum yakin Syekh Abdul Aziz Waliyulllah?
Allahummagfrlahu….
Wallahu
'Alam Bishawab...
Referensi : Lisanul Arabi, karya Ibnu Mahzur, lathaiful Minan, karya Syekh Ibnu Athaillah, An-Nihayah, Ibnu Atsir
0 Response to "Abon Aziz Samalanga (V): Sosok Waliyullah, Benarkah?"
Post a Comment