Sosok Seorang Dai di Era Globalisasi
Dakwah dalam pengembangan agama Islam
menjadi hal yang sangat sentral. Dalam menyikapi perkembangan dan kelangsungan
dakwah islam tentunya metode dakwah memegang kunci utama dan sangat sentral. Tentu
saja peran dai harus di maksimalkan dan pengemblengan dengan materi dan
manjemen yang mampu menjawab tantanngan.dengan bahasa lain sumber daya manusia dai berperan sangat penting. Metode dakwah
Islamiah dalam pemahaman lebih luas tentunya tidak terlepas dari pemanfaatan
unsur-unsur dakwah dalam menunjang keefektifan dakwah.
Unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi pedoman dasar agar terbentuk
sistem dakwah yang valid. Sistem dakwah merupakan totalitas yang berfungsi
sebagai keseluruhan yang padanya saling ketergantungan dari bagian-bagiannya.
Dengan kata lain, ketergantungan komponen-komponen dakwah menjadi dasar menuju
pelaksanaan sistem dakwah yang objektif. Unsur dasar aktifitas dakwah tidak
terlepas dari acuan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Momen ini menjadi penting bahwa
dakwah pada hakekatnya
mentrasformasikan nilai-nilai ketauhidan dalam setiap aspek dan
aktifitas kehidupan manusia.
Dalam menginformasikan nilai-nilai
yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, da’i menduduki posisi
penting untuk menuju dakwah yang komunikatif.
Dakwah yang komunikatif juga tidak akan terjadi, bila tidak adanya unsur
mad’u (penerima pesan). Pesan yang disampaikan da’i tidak akan
menimbulkan efek apabila pesan tersebut tidak ada yang menanggapi. Untuk
menyukseskan proses komunikasi atau dakwah perlu diperhatikan faktor-faktor
yang berkaitan dengan sistem komunikasi atau dakwah itu sendiri dan dalam
situasi yang bagaimana komunikasi itu berlangsung. Faktor-faktor dasar itu
dapat dirumuskan dalam beberapa poin,diantaranya: pertama, setiap
situasi komunikasi mempunyai keunikan,Kunci sukses
komunikasi adalah umpan balik, kedua, komunikasi
bersimuka adalah untuk komunikasi yang paling efektif. Ketiga, etiap
pesan komunikasi mengandung unsur informasi sekaligus emosi. Keempat, Kata adalah lambang untuk mengekspresikan pikiran atau
perasaan. Kelima, semakin banyak
orang yang terlibat, komunikasi semakin
kompleks. Keenam, angguan yang terjadi dalam penyampaian pesan
komunikasi, ketujuh, erbedaan persepsi mengganggu keefektifan sampainya
pesan. Kedelapan, Orang berkomunikasi sesuai dengan situasi komunikasi
yang diharapkan. Kesembilan, pabila jamaah tidak mempercayai kita,
mereka tidak akan mengerti dan memahami kita. (Djamalul Abidin Ass, Komunikasi
dan Bahasa Dakwah, 1996)
Setelah memahami faktor-faktor prinsip dakwah di atas, maka tujuan dakwah
akan tercapai bila ada kesesuaian antara pesan dan metode yang tepat dan
sistematis. Pesan dakwah tentunya tidak terlepas dari aspek ibadah, akhlak,
syari’ah, mu’amalah yang meliputi segala tindakan kehidupan manusia. Oleh
karena itu materi dakwah harus menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, baik
yang berkaitan dengan dunia materi maupun dunia rohaniya; akal dan jiwanya. Dalam pengertiannya pesan dakwah yang disampaikan da’i harus menggugah komunikan
agar mampu teraktualialisasi dalam seluruh aspek kehidupan. (J. Sayuthi
Pulungan, Dakwah Sebagai Solusi Problematika Umat, 1996),
Pencapaian dakwah yang baik amat terikat kepada materi yang digunakan.
Konsep Al-Qur’an jelas mengatakan metode yang tepat tidak terlepas dari hikmah,
mau’idhahatul hasanah dan mujadalah. Dengan demikian keterkaitan antara
unsur satu dengan unsur yang lain tidak dapat dipisahkan untuk terwujudnya
suatu sistem dakwah yang efektif dalam menunjang keberhasilan dan tujuan dakwah
0 Response to "Sosok Seorang Dai di Era Globalisasi"
Post a Comment