Reaktualisasi Esensi Pemuda Dalam Mewujudkan Generasi Qur-ani (I)
Era
globalisasi yang terus bergulir dengan berbagai macam teknologi dan inovasi
baru, menuntut penduduk dunia untuk harus bergerilya dengan sekuat tenaga dan
selektif disegala aspek kehidupan untuk membendung diri dari bergagai pengaruh
nilai-nilai yang negative yang sedang dan akan dilakoni di jagad raya ini.
Dalam hal ini salah satu elemen masyarakat yang harus sangat berperan dalam “berjihad”
di era globalisasi saat ini adalah sang pemuda sebagai sosok the leader of
tomorrow ( sang pemimpin masa depan). Banyak catatan senjarah mengukir
peran pemuda dengan tinta emas sebagai pelopor kemerdekaan dan revolusi bangsa.
Dalam
sejarah perjuangan bangsa Indonesia pemuda mempunyai kontribusi dan eksistensi
serta erannnya yang sangat besar dalam mengusir penjajahan hingga Indonesia diproklamirkan
kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun mempertahankan dan meralisaikan
kemerdekaan itu akan sia-sia tanpa partipasi semua pihak terutama pemuda.
Perjuangan mereka hingga detik ini belum usai, bahkan perjuangan sangat ini
lebih menantang dan penuh lika-liku, disini peran pemuda dituntut untuk bisa
menjawab tantangan zaman dengan segala kemampuan untuk aktif berkontribusi
positif terhadap pembangunan, baik melalui tarbiyah, ekonomi, politik dan lain
sebagainya.
Dalam
lintasan sejarah gerakan Budi Utomo yang lahir pada 1908 telah menyerukan dan
mengumumkan nila-nilai persatuan dan
kesatuan pada masyarakat supaya bangsa Indonesia pada ketika itu menjadi sebuah
bangsa dengan satu kesatuan dan tidak
terpetakan dalam berbagai perbedaan baik suku, ras, agama, dan lain-lain. Singkat
cerita, gerakan pemuda yang tidak kalah kontributif pada tahun 1928 yang
dimotori oleh pelajar Indonesia di Belanda yang membentuk Kongres Perhimpunan
Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI). Kemudian pada bulan Agustus 1928 disusunlah
susunan panitia kongres yang melibatkan berbagai organsisasi pemuda yang ada. Bukan
yang hadir hanya dari kalngan PPPI, tetapai juga dari Jong Java, Jong
Soematranen Bond, Jog Celebes, dan seterusnya. Tokoh-tokoh seperti Sugondo
Djojopuspito, Muhammad Yamin, hingga J. Leimena juga muncul dalam kepanitian
tersebut.
Kongres
Pemuda selanjutnya berlangsung selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu 27-28
Oktober 1928. Para rapat penutupan di hari terakhir kongres, diperdengarkanlah
lagu Indonesia Raya gubahan W.R. Supratman. Ketika itu lagu tersebut hanya
dimainkan dengan biola tanpa syair. Rumusan Sumpah Pemuda sendiri ditulis oleh
Moehammad Yamin yang disetujui oleh Soegondo Djojopuspito sebagai ketua
pantitia kongres. Adapun bunyi teks Sumpah Pemuda yang kita kenal yaitu: pertama,
kami poetera dan poeteri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang
satoe, tanah air Indonesia. kedua, kami poetera dan poeteri indonesia,
mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. ketiga, kami poetera
dan poeteri Indonesia mengjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Indonesia
merupakan salah satu negara didunia mayoritas penduduknya beragama Islam,
hendaknya peran al-fata (pemuda) Islam menjadi tongkat estafet dan
pioneer besar dalam pembangunan bangsa bukan hanya pembangunan fisik terlebih
pembangunan spiritual dan akhlak bangsa yang semakin terinjakdan terikis dewasa
ini oleh eraglobalisasi dan imformasi yang semakin canggih, disini hendakanya
sosok alfata bisa menjadi the hero
(pahlawan) dalam menyalamatkan bangsa ini.
Realitanya
dalam sejarah dari masa kemasa sosok pemuda memiliki andil serta peranan yang
sangat penting terkait dengan masalah peradaban universal, seperti yang telah
disebutkan diatas, termasuk dalam membangun umat. The best agent of change
merupakan frase yang paling tepat menggambarkan sepak terjang pemuda dalam
perspektif sejarah Islam maupun dunia. Dalam kacamata sejarah peradaban Islam,
pemuda merupakan tonggak kebangkitan umat serta sumber kekuatan pembela
terhadap aqidah dan ideologi. Islam tidak dapat di lepaskan dari sosok al-fata.
Pertumbuhan dan perkembangan agama Islam itu sendiri karena banyaknya peran aktif pemuda berkualitas didalamnya
sebagai kader khalifah dimuka bumi ini dalam memperjuang dinul islam yang
telah dicetuskan oleh Rasulullah SAW sejak
14 abad yang lalu.
0 Response to "Reaktualisasi Esensi Pemuda Dalam Mewujudkan Generasi Qur-ani (I)"
Post a Comment