Muhasabah Diri Lewat Gempa dan Listrik Padam
Waktu itu tidak pernah berhenti berputar
sesuai dengan sunnatullah dan tanpa terasa kini kita telah berada di awal tahun
2017 dengan umur dunia yang sudah sangat tua. Peristiwa demi peristiwa terus
melakoni jagat raya ini. Aceh merupakan daerah paling barat nusantara ini
menjelang berakhir tahun 2016 terjadi gempa dahsyat 6.5 SR yang berpusat di
Pidie Jaya bahkan beberapa jam menjelang akhir tahunpun sempat terjadi gempa
susulan dan mengawali awal tahun 2017 ini di tandai dengan matinya
listrik menjelang pukul 03.00 WIB hampir sebagian wilayah Aceh.
Dua peristiwa ini mempunyai ibrah ( pelajaran) tersendiri untuk masyarakat Aceh khususnya dari dua musibah yang melanda masyarakat di akhir dan awal tahun tersebut. Listrik di Indonesia yang di kelola oleh PLN tidak sedikit masyarakat yang merasa kecewea dengan pelayanan PLN. Hal ini sebagaimana di ungkap oleh kepala Ombudsman RI perwakilan Aceh DR.Taqwaddin Husin. Beliau mengatakan sudah saatnya kita tidak perlu tergantung pada interkoneksi dari Sumatera Utara. Beliau ebih lanjut menambahkan perlu ada kajian dan analisis cermat, apakah interkoneksi masih tepat atau Aceh minta lepas saja dari interkoneksi listrik Sumatera.(Taqwaddin Husin, AcehTrend, 2016)
Banyaknya pemadaman
listrik yang di kelola oleh PLN seharusnya isyarat awal tahun ini menjadi
teguran yang sangat berharga untuk pemerintah dalam pengelolaan dan manajemen
listrik di negeri zamrud khatulistiwa ini. Hemat penulis, seharusnya
pengelolaan listrik di negara ini bukan hanya di kelola di bawah satu payung
bernama PLN, namun hendaknya adanya " PLN Tandingan" untuk mendobrak
kinerja PLN dan terjadinya persaingan yang sehat dengan terciptanya pelayanan
listrik yang lebih merakyat dan memberi kepuasan kepada masyarakat secara
komperhensif.
Realita di lapangan
masyarakat yang terlambat membayar rekening listrik tidak segan si denda, namun
PLN yang melakukan " pelanggaran" baik di sengaja ataupun tidak,
semisal pemadaman yang bergilir dan tiba-tiba serta lainnya adakah membayar
"diyat" sosial atau materi untuk masyarakat?Ataukah tahun 2017 ini
yang di awali padamnya lampu sebagai warning lampu merah untuk PLN?
Gempa Menjelang Akhir
Tahun
Bukan hanya listrik yang
padam awal tahun 2017 namun gempa bumi juga ikut " menggoyangkan"
bumi Iskandar Muda ini. Teguran sang khalik menjelang akhir tahun 2016 seperti
kurang di gubris oleh para generasi muda yang telah mempersiapkan diri untuk
merayakan pergantian tahun dengan bermacam agenda dan perhelatan yang bisa
menjurus kepada nahi munkar.
Gempa seharus di jadikan sebagai ibrah ( pelajaran) untuk
masyarakat Aceh secara global dengan terus intropeksi dan berbenah diri
mengawali hari esok yang lebih baik dari kemarin. Bukankaasulullah Saw telah
menyebutkan bahwa hari esok itu harus lebih baik dari hari ini dan kemarin,
sebagaiman di sebutkan dalam sebuah hadist, berbunyi:
“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi
dan Barang siapa yang hari ini Ldari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka" (HR Hakim).
“Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung. Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi
dan Barang siapa yang hari ini Ldari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka" (HR Hakim).
Setelah gempa dahsyat kemarin 6.5 SR kinipun tidak terhitung
jumlah gempa susulan. Hendaknya kita sebagai masyarakat muslim sadar bahwa
musibah ini akibat ulah tangan kita yang berlumur noda dan dosa kian hari terus
menjelit nilai kemaksiatan baik di kalangan masyarakat bawah hingga menengah
dan keatas. Dunia yang terus di hembus oleh "maksiat" di mana-mana,
tentu saja aura kemarahan alam dunia ini kian terpendam dan tersimpan hingga
suatu saat akan di lepaskan. Lihatlah bagaiman air yang di bacakan doa dan
perkataan yang baik dan bagus pasti berbeda aura dan komposisinya di bandingkan
dengan air yang di hembus perkataan kotor dan maksiat, tentu saja air itu akan
beraura sangat menakutkan.
foto: Gedung IAI Al-Aziziyah Samalanga di Luluhlantak Gempa Aceh 6.5 SR@dinulislamnews
Begitu juga alam sebagai makhluk sang khalik. Singkat kata musibah dan kerusakan di muka bumi ini karena ulah tangan manusia sendiri sebagaimana firman Allah SWT berbunyi:"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”( QS. Ar-Rum(31):41). Bahkan dalam ayat lain di sebutkan dalam firman-Nya berbunyi: “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan (dosa)mu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS asy-Syuura:30).
Mengomentari ayat di atas Syaikh Abdurrahman as-Sa’di ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata, “Allah Ta’ala memberitakan bahwa semua musibah yang menimpa manusia, (baik) pada diri, harta maupun anak-anak mereka, serta pada apa yang mereka sukai, tidak lain sebabnya adalah perbuatan-perbuatan buruk (maksiat) yang pernah mereka lakukan…” (Kitab “Taisiirul Kariimir Rahmaan", hal. 759, Syekh Abdurrahman As-Sa'di)
Awal tahun yang di awali dengan padam listrik sebagai isyarah 'lampu dunia' para ulama dan ahli ilmu serta orang saleh akan semakin banyak yang di "padamkan" serta maksiatpun akan merajalela. Ini pun diperkuat dengan akhir tahun 2016 dengan gempa dahsyat dan banyaknya gempa susulan sebagai pertanda bahwa dunia semakin tua dan warning ( peringatan) untuk kita dengan terus meningaktkan amal ibadah dan menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar yang kian hilang kegemarannya dalam masyarakat.
Semoga kita terus berpacu diri dalam berubudiyah baik secara vertikal dan horizontal serta berusaha dengan sekuat tenaga untuk menggapai ridha ilahi dan hari esok yang berkah dalam mengarungi bahtera sa'adah daraini ( kebahagian dunia dan akhirat). Semoga...!!!
0 Response to "Muhasabah Diri Lewat Gempa dan Listrik Padam"
Post a Comment